Geliat Kemandirian Di Pangkal Hutan Beton

Paling kanan : budi firmanto, paling kiri (pake peci) :pak abi (teman budi, yang meminjamkan tempat)
Paling kanan : budi firmanto, paling kiri (pake peci) :pak abi (teman budi, yang meminjamkan tempat)

(Oleh : Dudung Badrujaman*)

“Kami mungkin belum bisa berlari, tapi kami yakin dengan langkah-langkah kecil ini dan berkelanjutan kami bisa ikut serta mewujudkan harapan mereka”

Begitulah yang bisa kami lakukan, bagaimana kami bantu wujudkan mimpi saudara-saudara kami yang telah menjadi korban diskriminasi sistem ekonomi kapitalis yang mendunia. Mereka adalah orang orang yang bertahan hidup agar tak tergerus keadaan.

Budi Firmanto namanya, pria kelahiran jakarta 26 April 1964 ini menjadi salah satu dari sekian banyak korban ketidak adilan sistem ekonomi yang ada. Diskriminasi dalam pekerjaan pun pernah dia alami, ya memang budi secara fisik ada kekurangan dibanding dengan yang lainnya karena kecelakaan fisik yang dia alami beberapa tahun yang lalu menyebabkan jari-jari tangannya tidak sesempurna kita yang normal sehingga (maaf) dia agak kesulitan walau hanya memegang pulpen untuk menulis. Tapi itu tak menjadi faktor yang membuat dia patah semangat, pasrah dengan keadaan tanpa berbuat apa-apa. Justru keadaan itulah yang membuat dia bangkit melakukan apa yang dia bisa lakukan agar mandiri. Salah satunya adalah dengan mengikuti pelatihan Teknisi HP yang diselenggarakan oleh Institut Kemandirian Dompet Dhuafa bekerjasama dengan PT Prudential Life Issurance pada bulan  Februari lalu.

keadaan tangan budi akibat mengalami kecelakaan beberapa tahun lalu
keadaan tangan budi akibat mengalami kecelakaan beberapa tahun lalu

Kini Budi ingin memulai membuka usaha servis handphone. Bersama kakak-nya (Heri Irianto) yang juga alumni pelatihan Teknisi Hanphone mengikuti program lanjutan yang kita selenggarakan yaitu program inkubasi usaha alumni. Program ini merupakan lanjutan setelah pembuatan busines plan yang kita laksanakan beberapa minggu yang lalu. Oleh karenanya,pada hari rabu 28 Agustus 2013 kemarin, saya sebagai perwakilan manajemen mengunjungi rencanan tempat usaha dan kebutuhan usaha  beliau di komplek rusun bidara cina, jatinegara, jakarta timur. Tempat ini memang jauh dari tempat tinggalnya di daerah pisangan tapi karena melihat peluang usaha disini lebih menjanjikan, maka mereka akan buka servis HP disana yang sebelumnya telah di beri ijin oleh teman mereka.

budi bersama kakak nya, heri irianto (paling kiri)
budi bersama kakak nya, heri irianto (paling kiri)

Hasil home visit tersebut saya bawa dan kemudian jadi bahan pembahasan untuk menyalurkan bantuan alat dan bahan usaha dengan tetap mempertimbangkan keswadayaan dari alumni yang kita inkubasi, agar mereka memiliki sense of belonging terhadap apa yang mereka miliki serta kita juga berharap mereka akan mampu menyebarkan virus kemandirian kepada masyarakat di lingkungan sekitarnya sehingga geliat kemandirian itupun akan tumbuh besar dan semakin tinggi melampaui tinggi hutan beton di kota itu.

 

*) Pendamping Diklat ExHouse Prudential

    Institut Kemandirian Dompet Dhuafa

 

Bagikan konten ini: